30+ Permainan Tradisional Indonesia: Jenis, Asal & Gambar Permainan Tradisional

Permainan Tradisional Indonesia – Dari waktu ke waktu, sepertinya permainan tradisional kini semakin kurang diminati. Padahal, banyak nilai positif yang diajarkan melalui permainan ini khususnya untuk melatih kemampuan motorik dan ketangkasan anak.

Jadi semestinya permainan tradisional yang semakin jarang ditemukan dan tergerus jaman ini mulai dilestarikan kembali.

Dalam daftar ini ada 30 permainan tradisional yang menyenangkan serta sarat akan nilai yang bisa diperkenalkan kembali kepada anak-anak untuk dimainkan.

Permainan Tradisional Indonesia

Berikut ini adalah beberapa contoh permainan tradisional dari berbagai daerah dan provinsi di Indonesia.

1. Congklak 

Permainan Tradisional Indonesia
kompasiana.com

Konon, congklak adalah permainan tertua di dunia. Congklak masuk ke Indonesia melalui bangsa Arab yang berdagang dan berdakwah di nusantara. Permainan ini membutuhkan dua orang pemain, sebuah papan dengan 14 cekungan kecil dan 2 cekungan besar, serta biji congklak.

Setiap cekungan kecil diisi 7 biji. Secara bergantian, pemain mengambil biji di salah satu cekungan dan membagikan 1 biji di setiap cekungan searah jarum jam sampai habis. Permainan berakhir jika semua biji sudah masuk ke dua cekungan besar. Yang mendapatkan biji terbanyak, dialah pemenangnya.

Permainan congklak melatih anak berpikir tajam, merangsang kemampuan berhitung, berstrategi, dan bersabar menunggu giliran. Yang tak kalah penting, congklak juga mengajarkan kejujuran karena saat membagikan biji, pihak lawan tidak tahu apakah biji benar-benar dijatuhkan satu per satu atau tidak.

2. Petak Umpet

panduanwisata.id

Permainan ini sangat mudah dimainkan dan tidak membutuhkan peralatan khusus dan jumlah pemainnya tak dibatasi. Diawali dengan hompimpah, anak yang kalah atau si Pencari harus menghitung dari 1 sampai 10 sambil menghadap dinding atau tiang yang disebut “benteng”.

Sementara itu, anak-anak lain harus cepat bersembunyi. Si pencari harus mencari teman-temannya. Setiap menemukan satu anak, dia harus menyebutkan namanya dan lari kembali ke benteng sambil berteriak “hong”! Anak yang pertama kali ditemukan akan menggantikan posisi sebagai pencari.

Nilai positif dari permainan petak umpet di antaranya sebagai sarana belajar berhitung, melatih motorik kasar, mengasah ketelitian dan kesabaran, belajar mengingat nama, dan tentu saja belajar mengikuti aturan yang sudah disepakati.

3. Lompat Tali

keluargacaplang.com

Dengan hanya minimal 3 orang pemain dan seutas tali dari rangkaian karet gelang, permainan ini sudah bisa dilakukan. Dua pemain memegang ujung karet di kedua sisi sambil berhadapan dan pemain lainnya harus bisa melompat melewati karet. 

Permainan dimulai dengan tinggi karet di bawah pinggang, selanjutnya naik ke pinggang, dagu, kuping, kepala, sejengkal di atas kepala, dan terakhir dengan mengangkat tangan. Pemain yang berhasil harus kembali melompati karet setinggi pinggang bolak-balik sepuluh kali. Jika berhasil, dialah pemenangnya.

Banyak manfaat dari permainan lompat tali, terutama dari segi fisik karena hampir sama dengan berolahraga. Bahkan, lompat tali bisa membuat tubuh tinggi. Lompat tali juga melatih kelenturan tubuh dan menjaga fokus. 

4. Galasin/Gobak Sodor

saribundo.biz

Gobak sodor bersal dari kata gobak yang artinya “bergerak dengan bebas” dan sodor yang artinya “tombak”. Permainan ini dimainkan dua tim yang masing-masing terdiri dari 5 anak di lapangan segi empat. Satu tim berperan sebagai penjaga benteng dan tim lainnya menjadi pemain. 

Tim penjaga berdiri di lapangan, sedangkan tim pemain di pinggirnya. Tim pemain harus bisa meloloskan diri dari penjagaan tim lawan saat berlari menuju ujung lapangan dan kembali ke posisi semula tanpa tersentuh atau tertangkap. Tim yang seluruh anggotanya bisa meloloskan diri menjadi pemenangnya.

Gobak sodor banyak melibatkan aktivitas fisik sehingga termasuk sebagai salah satu bentuk olahraga tradisional. Permainan ini sangat baik untuk pertumbuhan anak. Selain itu, anak-anak pun belajar berstrategi, cepat mengambil keputusan, serta bekerja sama.

5. Gundu/Kelereng

ayobandung.com

Permainan ini umumnya dimainkan 3–5 anak. Setiap anak memiliki lima butir kelereng, lalu berdiri di belakang sebuah garis, 1 meter dari lingkaran dan melemparkan sebutir kelereng ke dalam lingkaran yang digambar di tanah. Yang lemparannya paling jauh bermain lebih dulu.

Ia harus menjentikkan kelereng di luar lingkaran hingga mengenai kelereng di dalam sampai keluar, Kelereng yang kena jentik menjadi miliknya. Pemenang permainan adalah yang paling banyak mengumpulkan kelereng. Permainan ini melatih kemampuan motorik, kognitif, dan berhitung.

6. Bekel

 

Meski kelihatannya mudah, dibutuhkan keterampilan untuk memainkan permainan bola bekel sehingga lebih sering dimainkan anak perempuan. Berasal dari Belanda (bikkelen), alat permainan ini terdiri dari bola kecil dan 5 biji bekel yang digenggam dalam satu tangan. Bola dilempar dan biji bekel disebar.

Tugas pemain adalah melempar bola sambil memungut biji bekel dengan aturan yang berbeda setiap daerah. Yang pasti, mengambil biji bekel harus dilakukan saat bola dilempar dan bola hanya boleh memantul satu kali sebelum ditangkap kembali. 

7. Engklek

kompasiana.com

Engklek adalah permainan melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak yang digambar di tanah. Pemain harus melemparkan gaco (biasanya dari pecahan genting) ke kotak pertama, lalu lompat dari kotak 1 hingga kotak 6, lalu kembali untuk mengambil gaco-nya, tetap dengan posisi satu kaki diangkat. 

Selanjutnya, gaco dilempar ke kotak ke-2 dan seterusnya. Jika keluar dari kotak, pemain gugur. Jika sudah melewati semua kotak, pemain melempar gaco sambil membelakangi kotak. Tempat gaco jatuh menjadi “rumah”nya, yaitu tempat ia boleh berhenti saat melompat lagi. 

Manfaat permainan ini antara lain melatih fisik, mengasah kemampuan bersosialisasi, menaati aturan, serta mengembangkan kecerdasan logika dan berstrategi. Engklek juga melatih kreativitas dalam memanfaatkan benda sekitar untuk bermain.

8. Bentengan

triptrus.com

Untuk bermain bentengan, pemain dibagi dalam dua tim. Setiap tim memilih tempat sebagai bentengnya, bisa berupa pohon, tiang, atau benda besar lain. Kedua tim harus saling menyerang dan merebut benteng lawan dengan cara menyentuhnya sambil berteriak, “Benteng!”

Pemenang adalah yang berhasil mengambil alih benteng dan memasukkan semua lawan ke penjara dengan cara menyentuh tubuhnya. Untuk “membebaskan” dari penjara, teman satu timnya harus menyentuh tubuhnya. Selain menyehatkan fisik, permainan ini juga melatih kekompakan dan strategi.

9. Gatrik/Patalele

jadoelgame.blogspot.com

Permainan gatrik dimainkan dua kelompok, sebagai pelempar dan penangkap dengan alat berupa dua potong bambu sepanjang 10 cm dan 30 cm serta 2 buah batu bata. Bambu pendek diletakkan melintang di atas batu bata, lalu dicongkel tim pelempar sejauh mungkin menggunakan bambu panjang.

Jika berhasil menangkap bambu pendek, tim penangkap mendapat nilai. Setelah itu, bambu panjang diletakkan melintang di atas batu bata dan tim pelempar melontarkan bambu pendek. Jika mengenai bambu panjang, terjadi posisi berganti. Permainan gatrik sangat baik untuk melatih ketangkasan. 

10. Rangku Alu

baca.co.id

Permainan tradisional dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ini sering dimainkan para peserta Pramuka menggunakan empat tongkat bambu. Empat orang pemain memegang kedua ujung bambu dengan posisi bersilangan sehingga bagian tengahnya membentuk kotak. 

Bambu digerakkan terbuka dan tertutup dengan irama tertentu yang makin lama makin cepat. Pemain yang lain harus melompat di sela-sela bambu dengan tepat agar tidak terjepit. Dengan bermain rangku alu, anak-anak belajar berkonsentrasi, melatih ketepatan bertindak, dan kelincahan.

11. Oray-orayan/Ular-ularan

baca.co.id

bermain oray-orayan sangat mudah dan hanya membutuhkan ruang yang cukup untuk membentuk barisan seperti ular. Sambil menumpukan tangan di pundak teman di depannya, “si ular” berjalan sambil bernyanyi. Saat lagu habis, sang kepala berusaha menangkap bagian ekor.

Sementara itu, bagian ekor mengatur strategi sehingga kelihatan seperti ular yang meliuk-liuk sehingga kepala dan ekor saling mengejar. Yang menantang adalah bagian tengah ular tidak boleh putus. Tak ada kompetisi dalam permainan ini, hanya sedikit adu ketangkasan yang diwarnai tawa riang para pemain.

12. Domikado

rulachabby.blogspot.com

Untuk bermain domikado, para pemain membentuk lingkaran dan telapak tangan saling bertumpukan dengan telapak tangan teman di sebelahnya. Lalu, para pemain menyanyikan lagu Domikado bersama-sama sambil menepukkan tangan ke tangan teman di sampingnya.

Pemain yang kejatuhan tepukan tepat di akhir lagu harus berusaha menghindar. Bila berhasil, anak yang menepuk keluar barisan, tetapi jika gagal, dialah yang keluar. Begitu seterusnya sampai tinggal 1 pemain dan ia berhak menghukum temannya. 

13. Gasing

beritagar.id

Meskipun saat ini gasing masih banyak dijual, bentuk gasing tradisional sangat berbeda. Bukan dari besi maupun plastik, gasing tradisional dibuat dari bluluk atau buah kelapa yang masih kecil. Bluluk disatukan dengan karet gelang dengan menancapkannya ke lidi. Bluluk kemudian diputar-putarkan, lalu dilepas.

Selain bluluk, ada juga gasing yang terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa dan dimainkan menggunakan tali kenur. Kini, bentuk gasing makin beragam dengan bahan logam maupun plastik. Permainan ini mengandalkan keterampilan pemain dalam memainkan gasing agar berputar lebih lama.  

14. Pletokan

jurnaltech.wordpress.com

Pletokan adalah permainan dengan menggunakan bambu yang dibuat menjadi sebuah senjata. Nama pletokan diambil dari bunyi saat peluru keluar dari laras bambu yang dijadikan senjata. Senjata pletokan terdiri dari sebatang bambu kecil berlubang beserta penyodoknya yang juga dibuat dari bambu.

Cara menembak lawan adalah dengan membuat peluru dari kertas yang dibasahi, lalu dibulat-bulat kecil, dan dimasukkan ke dalam lubang bambu. Selanjutnya, peluru didorong dengan kuat sehingga pelurunya meluncur ke arah musuh.

15. Boi Boian

balqiespuqis.blogspot.com

Permainan ini hanya dimainkan di daerah tertentu dan saat ini sudah sangat jarang anak-anak yang memainkannya. Padahal, boi boian adalah permainan yang sangat seru. Aturan mainnya sangat sederhana, yaitu meruntuhkan tumpukan lempengan batu menggunakan bola kecil dari kertas.

Jika tumpukan batu berhasil dirobohkan, pemain penjaga harus mengambil bola dan dilemparkan ke pemain lainnya.

16. Cublak-Cublak Suweng

keepo.me

Cublak-cublak suweng berasal dari Jawa Tengah, berupa permainan tebak-tebakan. Satu orang pemain harus berjongkok dan membungkuk ke bawah sehingga punggungnya membentuk seperti meja tempat pemain lain meletakkan tangan. 

Sambil menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suweng, mereka memindahkan benda kecil (bisa dari apa saja). Saat lagu berhenti, pemain yang berjongkok harus menebak siapa yang memegang benda tersebut. Jika berhasil, si pemegang benda menggantikan posisi sebagai “meja”.

17. Kucing dan Tikus/Kucing-Kucingan

google images

Permainan kucing dan tikus ini sangat mudah sehingga sering dimainkan anak-anak usia dini. Dibutuhkan cukup banyak pemain, dua di antaranya berperan sebagai kucing dan tikus. Pemain yang lain membentuk lingkaran dengan saling bergandengan. 

Pemain yang menjadi kucing, berdiri di luar lingkaran dan harus menangkap tikus yang berada di dalam lingkaran. Para pemain yang membentuk lingkaran harus berusaha melindungi tikus dan jika kucing berhasil menangkap tikus, mereka bertukar peran. Permainan ini mengajarkan anak untuk berstrategi.

18. Sepak Sawut

negerindonesiasli.blogspot.com

Masyarakat Kalimantan punya permainan tradisional yang unik yang disebut sepak sawut. Permainan ini sama seperti sepak bola, tetapi menggunakan bola berapi dan satu timnya terdiri dari lima orang. Oleh karena itu, permainan ini hanya dimainkan para pemuda dan orang tua.

Bola api yang digunakan terbuat dari bongkahan sabut kelapa tua yang sudah kering, lalu direndam minyak tanah. Pertandingan sepak sawut biasa dilakukan pada malam hari sehingga nyala api saat bola ditendang ke sana-ke mari terlihat menarik. 

 

19. Kasti

ariesdiandarmawan.blogspot.com

Kasti menjadi salah satu permainan yang sering dimainkan dalam kegiatan olahraga sekolah dan mirip permainan softball. Jumlah pemainnya adalah 12 orang yang dibagi dalam 2 tim. Pemain dari salah satu tim harus bisa memukul bola sejauh mungkin, lalu berlari melalui beberapa pos dan kembali ke home

Sementar itu, tim lawan bertugas melemparkan bola ke pemukul bola dan sisanya menyebar untuk menangkap bola yang dipukul. Jika tim berhasil menangkap bola dan menyentuhkan bole ke pemukul bola sebelum ia berhasil masuk pos, kedua tim bertukar posisi.

 

20. ABC Lima Dasar

dagelan.co

Permainan ini biasanya hanya dikenal anak-anak di kota besar. Tidak ada aktivitas fisik dalam permainan ini karena lebih mengandalkan kecerdasan dan wawasan. Alat yang dibutuhkan hanya berupa kertas dan pensil. Semua pemain meletakkan  jarinya untuk menentukan huruf yang digunakan untuk patokan.

Sebagai contoh, jika total ada dua belas jari, berdasarkan abjad, huruf yang dijadikan patokan adalah huruf L. Setiap pemain harus menuliskan benda-benda berawalan huruf L. 

Jawaban yang sama dengan temannya mendapat nilai 50, sedangkan yang berbeda bernilai 100. Pemenang ditentukan oleh skor terbanyak.

 

21. Egrang

Google Images

Egrang adalah dua tongkat panjang dari bambu yang di bagian tengahnya diberi pijakan kaki. Pemain harus memegang tongkat dan berdiri di atas pijakan tersebut, lalu berjalan menggunakan egrang ke suatu titik atau batas yang sudah ditentukan tanpa terjatuh. Pemain yang terjatuh diberi hukuman.

Permainan tradisional yang dipopulerkan oleh masyarakat Jakarta ini sangat baik untuk melatih keseimbangan. Diperlukan latihan untuk bisa berjalan dengan seimbang di atas egrang. Hingga kini, egrang masih sering dimainkan dan dijadikan salah satu lomba pada peringatan Hari Kemerdekaan.

22. Bancakan/Ucing Bendrong

picbear.org

Bancakan memiliki aturan main yang hampir sama dengan petak umpet, tetapi membutuhkan tumpukan batu. Pemain berjejer dan bergantian melemparkan batu ke arah tumpukan batu. Jika pemain ke-1 berhasil meruntuhkan batu, pemain ke-2 menjadi “kucing” yang harus menyusunnya kembali. 

Sementara itu, pemain lain bersembunyi. Setelah bata disusun, kucing harus mencari teman-temannya. Pemain yang sedang bersembunyi menunggu kucing lengah dan berlari meruntuhkan lagi tumpukan batu. Kucing harus menumpuknya lagi dan yang lain kembali bersembunyi. 

23. Hahayaman/Ayam-ayaman

budaya-indonesia.org

Hahayaman adalah permainan tradisional Sunda. Dibutuhkan beberapa anak untuk membentuk “kandang” berupa lingkaran sambil bergandengan dan dua orang berperan sebagai ayam dan musang. Musang harus mengejar ayam, tetapi ia tidak bisa menangkapnya kalau ayam masuk kandang.

Jika musang sudah berhasil menangkap ayam, akan ditunjuk dua anak lain untuk menjadi ayam dan musang. Dengan bermain hahayaman, anak-anak terbiasa bersosialisasi. Aktivitas fisik seperti berlari juga baik untuk tumbuh kembang anak.

24. Kotak Pos

youtube.com

Satu lagi permainan yang sangat mudah dilakukan adalah permainan kotak pos. Para pemain mengepalkan tangan  dan salah satu dari mereka menyentuhnya satu per satu sambil menyanyikan lagi khusus Kotak Pos. Pemain yang disentuh terakhir saat lagu berhenti harus menyebutkan 3 nama buah.

Kategori nama yang harus disebutkan bisa diganti dengan lainnya, misalnya nama negara atau nama binatang. Jika pemain tidak bisa menyebutkan nama yang diminta, ia dinyatakan kalah. Permainan ini akan melatih anak mengingat dan menambah wawasan.

25. Sorodot Gaplok

abhamb.blogspot.com

Menggunakan batu sebagai alat permainan, sorodot gaplok bisa dimainkan oleh 2 orang atau 2 tim, asalkan jumlahnya genap. Satu pemain menjadi penjaga yang bertugas memasang batu secara berdiri di garis yang ditentukan, pemain lain bertugas melempar batu dari garis lain yang berjarak 3-5 meter.

Jika batu jatuh terlalu dekat, pemain harus melempar dengan cara ngolong, yaitu batu dilempar dari kolong kaki. Jika terlalu jauh, batu dikolongkan dan dilempar ke atas, lalu ditangkap, baru dilemparkan lagi. Jika berhasil, batu diletakkan di atas kaki, lalu melangkah dan membenturkan batu ke batu lawan.

26. Nenek Gerondong

priscillachristiantyb1.blogspot.com

Permainan ini cukup mudah dilakukan. Satu orang pemain menjadi Nenek Gerondong dan lainnya duduk sambil memegang pinggang teman di depannya, yang paling depan memegang tiang. Mereka berperan menjadi ubi yang ditarik Nenek Gerondong. Yang sudah terlepas harus membantu Nenek mencabut ubi lain.

Anak-anak yang bermain Nenek Gerondong akan mendapat banyak manfaat, seperti makin akrab dengan teman, melatih kekuatan otot, melatih kesabaran, dan bersikap sportif. 

27. Egrang Batok/Lari Tempurung

keluargacaplang.com

Balap lari bisa dilakukan lebih seru dengan memainkan permainan lari tempurung. Alih-alih memakai sepatu, pemain harus berlari menggunakan tempurung kelapa sebagai alas kakinya. Tentunya tidak mudah melakukannya, tetapi di situlah letak keseruan permainan ini.

Untuk membuat “sepatu” tersebut, bagian tengah tempurung dilubangi, lalu diberi tali yang panjangnya dapat digenggam sebagai pegangan saat berlari. Selain adu kecepatan, permainan ini membutuhkan keterampilan dan kemampuan menjaga keseimbangan.

28. Zawo-Zawo

kompasiana.com

Mungkin banyak orang yang masih asing mendengar nama permainan ini. Namun, bila menyebut lompat batu Nias, pasti banyak orang yang sudah mengenalnya. Ya, zawo-zawo adalah permainan rakyat Nias yang dilakukan dengan cara melompati susunan batu berbentuk trapesium setinggi 2 meter.

Ketangkasan melompati batu ini dahulu menjadi prasyarat bagi seorang pemuda sebelum memasuki jenjang pernikahan. Jadi, berbeda dengan kebanyakan permainan tradisional Indonesia yang biasanya dimainkan anak-anak. Hingga saat ini, permainan ini masih dijumpai di desa-desa di Kabupaten Nias Selatan.

29. Dam-Daman

google images

Permainan ini mirip catur sehingga sering disebut juga dengan nama catur Jawa. Para pemain harus menjalankan pionnya untuk “memakan” lawan. Papan caturnya dibuat dengan cara digambar di tanah, di lantai, atau kertas. Pion pemain 1 dan 2 harus berbeda, misalnya dari batu dan pecahan genteng.

Semua pion dapat bergerak maju, mundur, serong, dan ke samping. Pemain yang lebih dahulu habis pionnya dinyatakan kalah. Dam-daman bermanfaat untuk melatih anak berstrategi.

30. Masak-masakan

gpswisataindonesia.wordpress.com

Sesuai namanya, masak-masakan adalah permainan yang dilakukan dengan berpura-pura menjadi seorang koki. Bahan-bahan yang digunakan tergantung pada kreativitas anak. Mereka bisa memanfaatkan benda-benda sekitar, misalnya tanah untuk nasi, daun dan rumput sebagai sayuran, dan sebagainya.

Meski bisa dilakukan sendiri, akan lebih asyik jika permainan ini dilakukan bersama-sama sehingga ada interaksi dengan orang lain. Permainan ini sangat baik untuk mengembangkan daya imajinasi anak dan bersosialisasi.

31. Lempar Batu atau Gatheng

permainan tradisional indonesia
poshet.net

Dibutuhkan kecepatan, kelincahan, dan konsentrasi tinggi untuk memainkan permainan ini. Permainan lempar batu diawali dengan menentukan bersama jumlah kerikil yang harus diambil pemain. Setelah itu, para pemain melakukan hompimpah untuk menentukan pemain yang berhak memulai permainan.

Cara memainkannya adalah dengan melempar sebuah batu/kerikil ke atas seraya mengambil sejumlah batu sebelum menangkap kembali batu yang dilempar tadi. Jika gagal, giliran akan jatuh ke pemain selanjutnya. Pemenang permainan ini adalah yang paling banyak mengumpulkan kerikil.

Dunia anak adalah dunia bermain dan akan lebih menyenangkan jika dilakukan bersama-sama. Selain 30 permainan tradisional di atas, masih banyak permainan lainnya. Mari kenalkan pada anak agar anak pandai bersosialisasi dan mendapatkan banyak nilai positif untuk kebaikan hidupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *