35+ Rumah Adat Indonesia: Gambar dan Penjelasannya Lengkap (34 Provinsi)

Rumah Adat Indonesia – Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi. Hal ini tak lepas dari banyaknya suku bangsa yang mendiami nusantara mulai dari Sabang di barat sampai Merauke di ujung timur. 

Salah satu bentuk keragaman yang dimiliki Indonesia adalah bangunan rumah adat yang tersebar disetiap provinsi. Bangunan-bangunan tersebut mempunyai bentuk unik dan menarik serta nilai–nilai filosofis dalam tiap-tiap perancangannya.

Rumah Adat di Indonesia

rumah adat
decoromah.blogspot.com

Ditulisan kali ini akan mengupas rumah-rumah adat Indonesia 34 provinsi di Indonesia lengkap dengan desain dan makna-makna yang terkandung di dalamnya. 

1. Rumah Adat Aceh “Krong Bade”

rumah adat
wikipedia.org

Rumah adat Aceh disebut rumoh Aceh atau Krong Bade, sebuah rumah panggung berbentuk persegi empat memanjang dari timur ke barat. Bangaunan rumah dibuat dari kayu dan atapnya dari daun rumba, serta memiliki ornamen rumit.

Rumoh Aceh memiliki 5 ruang. seuramo-ukeu (serambi depan) untuk tamu laki-laki, seuramo-likoot (serambi belakang) untuk tamu perempuan, rumoh-inong (rumah induk) diantara serambi depan dan belakang, rumoh-dapu (dapur) dan seulasa (teras) di bagian paling depan rumah.

2. Rumah Adat Sumatra Utara “Bolon”

sportourism.id

Masing-masing suku di Sumatra Utara memiliki rumah adat sendiri, tetapi secara Nasional, rumah adat Sumatra Utara diwakili Rumah Adat Bolon, yaitu rumah adat suku Batak. Rumah adat bolon berbentuk rumah panggung dan bagian kolongnya digunakan untuk memlihara hewan.

Tiang rumah dibuat dari kayu gelondongan, dindingnya dari anyaman bambu, lantainya dari papan dan atapnya dari ijuk atau rumbia. Rumah ini terdiri dari 4 ruangan. Jabu bong (kamar kepala keluarga) jabu soding (kamar anak perempuan, jabu suhat (kamar anak laki-laki) dan tampar piring (ruang tamu) tampar piring (ruang tamu).

3. Rumah Adat Riau “Selaso Jatuh Kembar”

riauberbagi.blogspot.com

Meski terdapat beberapa jenis, rumah adat Provinsi Riau diwakili Rumah Selaso Jatuh Kembar, yang artinya “rumah yang memiliki dua selasar”. Rumah ini berbentuk panggung dengan tiang berbentuk persegi panjang dan pada awalnya merupakan balai pertemuan adat.

Rumah adat Riau memliki beberapa ciri khas unik, yaitu memiliki dua silangan pada kedua ujung atap (sayok layanagan) dan kaki atap (sulo bayung) sebagai pengingat agar manusia senantiasa beribadah, dua loteng (langsa panas), dinding miring 20–30 derajat, dan bendul (penguat ujung lantai).

4. Rumah Adat Kepulauan Riau “Belah Bubung”

riauberbagi.blogspot.com

Rumah adat Provinsi Kepri adalah Belah Bubung yang merupakan rumah panggung. Rangka rumahnya dibuat menggunakan bubung (bambu) dengan design tertentu sehingga tampak terbelah. Dinding rumah terbuat dari papan kayu dan atapnya dari rumbia.

BACA JUGA: Pahlawan Nasional Indonesia

Dari sudut kegunaannya, Rumah Belah Bubung memiliki beberapa ruangan, yaitu selasar atau pendopo untuk menerima tamu, rumah induk tempat para ibu dan anak perempuan, ruang tengah untuk kamar anak laki-laki, ruang dalam kamar orang tua dan penganggah atau dapur.

5. Rumah Adat Sumatra Barat “Rumah Gadang”

gambar rumah adat
arsitag.com

Rumah Gadang yang berbentuk panggung dan dibangun dari bahan-bahan alami, seperti kayu, bambu, dan ijuk, merupakan rumah adat Sumatra Barat. Atap yang melengkung seperti tanduk kerbau atau sebuah kapal. Salah satu tiang rumah menancap ke bumi sehingga rumah menjadi tahan goncangan gempa.

Rumah Gadang terdiri dari ruangan lepas, kamar yang jumlahnya sebanyak jumlah perempuan, rangkiang (ruang penyimpanan bahan makanan), anjuang di kanan dan kiri bangunan, serta surau kaum, yaitu tempat salat dan tempat tinggal para pemuda yang masih lajang.

6. Rumah Adat Jambi “Kajang Leko”

rumah adat 34 provinsi
smkn1muarojambi.wordpress.com

Sebagai rumah dengan desain tertua di Jambi, Rumah Kajang Leko layak dinobatkan sebagai rumah adat Jambi. Rumah panggung ini berbentuk persegi panjang dan dilengkapi dua buah tangga. Atap rumah disebut “Gajah Mabuk” yang tampak seperti perahu dengan ujung atas melengkung (lipat kajang).

Ruangan pada rumah berlantai dua ini terdiri dari pelamban (ruang tunggu tamu), gaho (dapur dan tempat menyimpan makanan), masinding (tempat bermusyawarah atau kenduri), balik menalam (kamar-kamar dan ruang makan), balik malintang, dan bauman (zona memasak saat kenduri).

7. Rumah Adat Bengkulu “Bubungan Lima”

eddiemontgomerysteakhouse.com

Dibuat dari kayu pilihan, Rumah Bubungan Lima, rumah adat Bengkulu, sudah ada sejak tahun 1916. Rumah panggung beratap limas ini ditopang 15 tiang setinggi 1,8 meter, beralas batu, beratap ijuk, berbentuk limas setinggi 3,5 meter. Lantainya dibuat dari kayu, dilengkapi anak tangga berjumlah ganjil.

Pembagian ruangan Rumah Bubungan Lima terdiri dari: barendo depan (tempat menerima tamu), bilik gedang (kamar keluarga), bilik gadis (kamar perempuan), ruang tengah, garang (tempat menyimpan tempayan air), dapur, dan barendo belakang (tempat bersantai kaum wanita).

8. Rumah Adat Bangka-Belitung “Rumah Rakit”

komunitascintabangkabelitung.blogspot.co.id

Rumah Rakit, itulah nama rumah adat Provinsi Bangka-Belitung. Ciri khasnya adalah rumah ini dibangun di atas sungai dan bentuknya seperti rakit. Dahulu, sungai merupakan sumber mata pencaharian sekaligus sumber makanan bagi masyarakat luas.

9. Rumah Adat Sumatra Selatan “Rumah Limas”

kompas.com

Sesuai bentuk fisiknya, rumah adat Sumatra Selatan disebut Rumah Limas. Bangunannya terdiri dari beberapa tingkat (bengkilas) yang masing-masing memiliki teori sendiri. Karena terletak di wilayah perairan, Rumah Limas berbentuk panggung dengan tiang yang dipancangkan hingga ke dalam tanah.

BACA JUGA: Senjata Tradisional Indonesia

Rumah adat ini memiliki lima ruangan yang disebut kekijing, yaitu: pagar tenggalung, jogan, kekijing ketiga, kekijing keempat, dan gegajah. Ornamen berbentuk simbar atau tanduk berhias melati di bagian atas atap melambangkan mahkota yang bermakna kerukunan dan keagungan rumah adat ini.

10. Rumah Adat Lampung “Nuwou Sesat”

pesonatravel.com

Meski masyarakatnya dikenal heterogen, rumah adat Nuwou Sesat menjadi bukti eskistensi suku asli Lampung. Bentuk asli rumah adat ini adalah panggung dengan bahan utama papan kayu dengan tujuan menghindari serangan binatang buas dan mengantisipasi bencana gempa.

Di bagian depan rumah terdapat ijan geladak (tangga) yang berhias ukiran serta teras mini yang disebut anjungan. Bidang dalam rumah terdiri dari beberapa ruangan, yaitu pusiban (ruang musyawarah), tetabuhan (tempat alat musik), gajah merem (kamar orang tua), dan kebik tengah (kamar anak).

10. Rumah Adat DKI Jakarta “Rumah Kebaya”

jakarta-tourism.go.id

Sebenarnya, masyarakat Betawi, penduduk asli Ibokota Jakarta, memiliki tiga rumah adat, yaitu Rumah Gudang, Rumah Joglo, dan Rumah Panggung. Namun, yang tercatat secara resmi sebagai rumah adat Betawi adalah Rumah Kebaya.

Seperti rumah pada umumnya, Rumah Kebaya terbagi menjadi beberapa ruangan, yaitu teras depan (untuk menerima tamu), paseban (kamar tamu atau bisa juga digunakan sebagai tempat salat), pangkeng (ruang keluarga), kamar tidur, dan srondoyan (dapur yang menyatu dengan ruang makan).

Rumah kebaya biasanya juga digunakan sebagai background sinetron-sinetron bertemakan betawi. Seperti film Kecil-kecil jadi manten atau Si Doel anak sekolahan yang tayang di tahun 90-an di salah satu TV swasta Nasional.

11. Rumah Adat Banten “Sulah Nyanda”

gambarmewarnaiterbaru.blogspot.com

Pemerintah menetapkan Sulah Nyanda, rumah khas suku Baduy sebagai rumah adat Banten. Sulah nyanda adalah nama daun yang digunakan sebagai atap rumah dan bermakna sikap  bersandar. Bilik dan pintu rumah dibuat dari bambu yang dianyam vertikal (sarigsig).

Rumah Sulah Nyanda memiliki 3 ruangan, yaitu imah (kamar tidur kepala keluarga sekaligus dapur), tepas (kamar tidur anak-anak merangkap ruang makan), dan sosoro (ruang tamu). Posisi rumah orang Baduy saling berhadapan dan hanya diperbolehkan menghadap utara dan selatan.

Bila ingin melihat rumah seperti dalam gambar. Kamu dapat berwisata atau berlibur ke pemukiman suku baduy di desa Kanekes, Lebak, Rangkasbitung – Provinsi Banten.

12. Rumah Adat Jawa Barat “Imah Panggung”

suportourism.id

Rumah adat Jawa Barat sering disebut Imah panggung atau rumah Panggung. Bentuknya berupa panggung yang tidak terlalu tinggi. Pada bagian depan, terdapat golodog atau tangga rumah yang berfungsi sebagai tempat keluar-masuk.

Setiap daerah memiliki bentuk atap khas dengan maksud berbeda. Beberapa di antaranya adalah badak heuay (Sukabumi), togog anjing (Garut), julang ngapak (Tasikmalaya), jolopong (Garut), parahu kumureb (Ciamis), capit gunting, dan kasepuhan (Cirebon).

Rumah-rumah seperti ini masih gampang dijumpai di area-area pedesaan ataupun perkampungan yang dekat dengan pegunungan atau daerah-daerah terpencil di tatar Pasundan.

13. Rumah Adat Jawa Tengah “Rumah Joglo”

romadecade.org

Sebetulnya, Jawa Tengah memiliki beberapa rumah adat, yaitu Joglo, Panggang Pe, Tajug, Kampung, dan Limasan. Namun, secara nasional, Joglo-lah yang dikenal sebagai rumah adat Jawa Tengah. Kata “Joglo” berasal dari tajug (atap limas atau piramida) dan loro (dua) sehingga menyerupai gunung.

Rumah Joglo disangga empat pilar yang disebut Saka Guru. Ruang utama rumah terbagi atas pendapa (tempat menyambut tamu), pringgitan (ruang tengah), dan omah ndalem (ruang utama). Lebih dari itu, ada pula senthong (kamar tidur) dan padepokan (tempat ibadah).

14. Rumah Adat Jawa Timur “Joglo Situbondo”

perpustakaan.id

Terpengaruh oleh desain Joglo dari Jawa Tengah, rumah adat Jawa Timur memiliki bentuk yang serupa dan dikenal dengan sebutan Joglo Situbondo. Uniknya, rumah ini justru banyak ditemukan di Ponorogo. Rumah ini terdiri dari ruang depan (pendopo), tengah, dan belakang (dapur dan kamar tidur).

Ciri khas Joglo Situbondo adalah ukiran pada pintu rumah yang diyakini bisa melindungi penghuninya dari malapetaka. Ruang tengah yang dianggap sebagai bagian rumah yang paling sakral selalu diberi penerangan sepanjang hari.

15. Rumah Adat Yogyakarta “Bangsal Kencono”

suyasense.blogspot.com

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki rumah adat bernama Bangsal Kencono yang merupakan tempat tinggal raja serta tempat diadakannya upacara adat dan ritual keagamaan. Kompleks Bangsal Kencono terdiri dari:

Bagian depan: Gladhag Pangurakan (gerbang utama), Alun-Alun Lor, dan Masjid Gedhe.
Bagian inti: Bangsal Pagelaran (bangunan punggawa kesultanan), Siti Hinggil Ler (tempat upacara), Kamandhungan Ler (pengadilan perkara dengan ancaman hukuman mati).

Sri Manganti (tempat menerima tamu), Kedhaton (tempat tinggal Sultan, keputren, dan ksatrian), Kemagangan (tempat apel & menerima abdi dalem), Siti Hinggil Kidul (tempat prosesi pemakaman raja) Bagian belakang: Alun-Alun Kidul dan Plengkung Nirbaya (poros menuju gerbang utama)

16. Rumah Adat Bali “Gapura Candi Bentar”

google images

Kekayaan budaya Bali yang tersohor dapat dilihat juga dari arsitektur rumah adatnya, Gapura Candi Bentar. Proses pembangunan rumah adat Bali dilakukan dengan diiringi seremoni khusus. Gapura Candi Bentar terdiri dari:  Angkul-angkul (pintu masuk),  Aling-aling (pembatas angkul-angkul dengan pelataran), Sanggah atau Pamejan (tepat sembahyang).

Bale menten (kamar kepala keluarga, anak gadis, dan pengantin baru), Bale dauh (tempat bekerja, bermusyawarah, dan kamar anak laki-laki), Bale sekapat (paviliun dan kamar anak);
Bale dangin (tempat upacara adat dan beristirahat), Paon atau Paweregen (dapur) dan Jineng atau Klumpu (tempat menyimpan bahan pokok).

17. Rumah Adat Nusa Tenggara Barat “Dalam Loka”

pewartanausantara.com

Bernama Rumah Dalam Loka, yang berarti Istana Dunia, rumah asli Provinsi NTB ini merupakan kediaman Raja Sumbawa. Unsur Islam sebagai agama yang sangat melekat di provinsi ini terlihat pada tulisan 99 nama Allah (asmaul husna) yang tertulis pada tiangnya.

Ruangan dalam rumah ini hanya dipisahkan dinding, terdiri dari kuntul agung untuk pertemuan, lunyuk mas untuk permaisuri dan staf penting, ruang dalam sebagai tempat ibadah, ruang sidang, kamar mandi, bala bulo untuk tempat bermain dan menyaksikan pertunjukan.

18. Rumah Adat Nusa Tenggara Timur “Musalaki”

adat-tradisional.blogspot.com

Rumah tradisional NTT memiliki tiga jenis atap, yaitu berjoglo (Sumba), kerucut (Timor), dan perahu terbalik (Rote dan Sabu). Setiap suku di NTT pun memiliki rumah khas sendiri, tetapi yang dijadikan ikon sebagai rumah adat NTT adalah Musalaki, rumah tradisional suku Ende Lio.

Dalam bahasa Ende Lio, musalaki berarti “ketua adat” sehingga sesuai namanya, rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal kepala suku. Rumah ini kerap dijadikan tempat penyelenggaraan upacara adat, musyawarah, dan beragam kategori kegiatan adat lainnya.

19. Rumah Adat Kalimantan Utara “Rumah Baloy”

rumah adat
backpackerjakarta.com

Rumah Baloy yang merupakan rumah adat Kalimantan Utara ini memiliki arsitektur yang lebih modern. Pada bagian belakang, rumah suku Tidung ini dilengkapi kolam besar yang di tengahnya terdapat Lubung Kilong (tempat pagelaran seni) dan Lubung Intamu (tempat penonton).

Ruangan dalam Rumah Baloy disebut ambir, yang terdiri dari ambir kiri (tempat menerima masyarakat yang mengadukan perkara), ambir tengah (ruang sidang), ambir kanan (tempat beristirahat atau berdamai), lamin dalom (singgasana kepada adat besar),

20. Rumah Adat Kalimantan Selatan “Bubungan Tinggi”

indonesiakaya.com

Rumah Bubungan Tinggi, nama rumah adat Kalimantan Selatan, pada mulanya merupakan istana. Namun, kini Rumah Bubungan Tinggi banyak dihuni masyarakat kebanyakan suku Banjar. Karakter khas rumah ini adalah atapnya menjulang tinggi tanpa plafon dan acap kali disebut atap sidang langit.

21. Rumah Adat Kalimantan Tengah “Rumah Betang”

republika.co.id

Rumah adat Kalimantan Tengah bernama Rumah Betang, yang arsitekturnya mirip Rumah Panjang sebab letaknya dekat dengan Kalbar. Bedanya, Rumah Betang berukuran lebih kecil, dengan panjang 30–150 meter dan dihuni sekitar 100 keluarga yang dikepalai tetua adat.

Ruangan pada Rumah Betang terdiri dari sado (tempat musyawarah), padong (ruang keluarga), bilik (kamar), dapur, dan bagian tengah yang didiami tetua adat. Rumah ini memiliki satu tangga (hejot), satu pintu masuk, dan halaman tempat meletakkan totem atau patung pemujaan.

22. Rumah Adat Kalimantan Barat “Rumah Panjang”

romadecade.org

Suku Dayak memiliki rumah tradisional bernama Rumah Panjang yang ditetapkan sebagai rumah adat Kalimantan Barat. Sesuai namanya, rumah panggung ini berukuran sangat panjang, hingga 180 meter serta lebar 30 meter, dengan tangga lebar dan tiang yang tinggi.

Terdapat tiga komponen utama dalam Rumah Panjang, yaitu hejot (tangga) yang berjumlah ganjil, badan rumah yang terbuat dari kayu ulin, dan ubin dari batang bambu dan pinang. Rumah Panjang menghadap timur dan barat sebagai simbol sifat suku Dayak yang merupakan pekerja keras.

23. Rumah Adat Kalimantan Timur “Rumah Lamin”

budayamalinau.wordpress.com

Rumah adat Kalimantan Timur yang disebut Rumah Lamin sangat unik karena merupakan perpaduan budaya Batak, Kutai, dan Banjar. Ukuran yang sangat panjang (hingga 300 meter) dan bertingkat dengan pola sambung-menyambung membuat rumah ini bisa menampung 30 kepala keluarga.

Ciri khas Rumah tradisional Lamin adalah hiasan ukiran khas suku Dayak di seluruh badan rumah dengan warna dominan kuning dan hitam yang memiliki makna tersendiri. Rumah adat Indonesia ini juga dijadikan tempat upacara persembahan, terlihat dari adanya patung blonthang yang berjajar di depan rumah.

24. Rumah Adat Gorontalo “Dolohupa”

budaya-indonesia.org

Rumah Dolohupa, rumah adat Gorontalo, memiliki arti “mufakat”. Hal ini tidak terlepas dari fungsinya sebagai tempat bermusyawarah dan ruang pengadilan. Kini, rumah adat bernuansa Islam ini juga difungsikan untuk menyelenggarakan upacara tradisional.

Dolohupa terdiri dari beberapa bagian. Atapnya terbuat dari jerami, bagian dalamnya terasa lega karena minim sekat. Di setiap rumah, terdapat anjungan bagi raja dan kerabat istana dan pada bagian depannya dilengkapi tangga di sisi kanan dan kiri yang disebut tolihitu.

25. Rumah Adat Sulawesi Utara “Rumah Pewaris”

adat-tradisional.blogspot.com

Walewangko, rumah adat Sulawesi Utara, memiliki ciri khas 2 tiang penyangganya tidak boleh disambung dengan apa pun. Rumah yang juga disebut Rumah Pewaris ini berupa rumah panggung dan bagian bawahnya digunakan menyimpan hasil panen (godong).

Seperti rumah lainnya, Walewangko memiliki beberapa ruang, yaitu bagian depan tanpa dinding yang disebut lesar, sekey atau serambi depan tempat menerima tamu dan melaksanakan upacara adat, pores untuk menerima kerabat dekat, serta dapur, kamar dan ruang makan.

26. Rumah Adat Sulawesi Tengah “Rumah Tambi”

kemdikbud.go.id

Dengan desain yang sangat antik, Rumah Tambi dipilih sebagai ikon rumah adat Sulawesi Tengah. Selain itu, Rumah Tambi juga digunakan sebagai hunian masyarakat Kaili secara umum, sedangkan rumah adat lainnya, Rumah Souraja, hanya dihuni kaum bangsawan.

Di dalam Rumah Tambi, hanya terdapat 1 ruangan sangat besar yang multifungsi: untuk menerima tamu, tidur, berkumpul, juga memasak. Kekhasan rumah ini adalah tiang penyangganya pendek, atapnya sekaligus berfungsi sebagai dinding, serta adanya ukiran ayam, kepala kerbau, dan babi.

27. Rumah Adat Sulawesi Barat “Rumah Boyang”

kumparan.com

Masyarakat suku Mandar memiliki rumah adat yang disebut Rumah Boyang, yang dipilih sebagai rumah adat Sulawesi Barat. Ada dua jenis Boyang, yaitu Boyang Adaq untuk kaum bangsawan dan Buyang Beasa, hunian masyarakat kebanyakan.

Rumah Boyang memiliki dua buah tangga, di bagian depan dan belakang dengan anak tangga berjumlah ganjil, antara 7 hingga 13 buah. Bagian atap, dinding, bahkan plafon rumah dihiasi ornamen yang didominasi gambar flora, fauna, dan alam.

28. Rumah Adat Sulawesi Selatan “Tongkonan”

delinaamini via instagram.com

Meski memiliki banyak rumah adat, Rumah Tongkonan-lah yang dianggap mewakili rumah adat Sulsel. Ciri khas Rumah Tongkonan ialah atapnya berbentuk seperti perahu terbalik dan dibangun berjajar mengarah ke utara.

Terdapat tiga bagian rumah, yaitu ratting banua (loteng untuk menyimpan benda pusaka), kale banua (untuk menerima tamu dan kamar), dan sulluk banua (kolong untuk memelihara hewan). Pada bagian depan diletakkan tanduk kerbau yang jumlahnya menyimbolkan status sosial pemilik rumah.

29. Rumah Adat Sulawesi Tenggara “Banua Tada”

holobis.com

Suku Buton atau Walio merupakan suku mayoritas masyarakat Sulawesi Tenggara yang mewariskan rumah adat Banua Tada. Berbahan utama kayu, rumah adat ini memiliki bentuk siku sehingga dinamakan Banua Tada yang berarti “rumah siku”.

Berdasarkan fungsinya, Banua Tada terbagi dalam tiga jenis: Kamali/Malige atau istana raja, Banua Tada Tare Pata Pale yang merupakan rumah pejabat, dan hunian rakyat biasa yang disebut Banua Tada Tare Palu Pale. Meskipun terlihat sama, bangunan Kamali tampak lebih megah sebanding dengan kedudukannya.

30. Rumah Adat Maluku Utara “Sasadu”

traveltodayindonesia.com

Sasadu adalah rumah yang fungsinya sebagai tempat pertemuan. Entah itu untuk perencanaan ritual, perayaan panen ataupun pemilihan ketua adat. Rumah yang lazim ada di tiap desa di Halmahera barat ini juga adalah tempat untuk menjamu para tamu yang datang berkunjung ataupun tempat untuk lesehan santai masyarakat.

Rumah adat suku Sahu ini rata-rata berdiri di lokasi strategis atau pertengahan desa dan tidak jauh dengan jalan. Hal ini bertujuan agar Sasadu lebih mudah dijangkau masyarakat dari seluruh penjuru kampung.

31. Rumah Adat Maluku “Baileo”

kemdikbud.go.id

Baileo tidak difungsikan sebagai tempat tinggal. Rumah adat Maluku ini  adalah sebuah balai adat yang menjadi tempat warga masyarakat melakukan ritual upacara, penyimpanan benda, musyawarah atau lainnya. 

Bentuk bangunan rumah adat baileo tidak berdinding dan ditinggikan seperti rumah panggung. Menurut kepercayaan warga. Bentuk bangunan yang terbuka dapat memudahkan roh para nenek-moyang keluar masuk baileo.

32. Rumah Adat Papua Barat “Mod Aki Aksa”

phinemo.com

Rumah adat Indonesia di Provinsi yang relatif baru ini dinamai Mod Aki Aksa, Igmam atau Ig Kojei. Rumah asli suku arfak ini berbentuk panggung dengan banyak tiang penyangga sehingga dikenal juga dengan istilah Rumah Kaki Seribu.

Bahan pembuatan rumah ini persis seperti rumah panggung pada umumnya, yaitu kayu sebagai dinding, anyaman rotan untuk lantai dan rumput ilalang sebagai atap. Bangunan ini punya 2 pintu masuk-keluar dan tidak mempunyai jendela.

33. Rumah Adat Indonesia – Papua “Honai”

wikipedia.org

Rumah Honai, rumah adat Papua, dibuat hanya dari kayu untuk dinding dan ilalang untuk atap. Ukurannya terbilang kecil, sempit, dan tertutup rapat, tanpa ada jendela atau celah cahaya agar kondisi di dalam ruangan tetap hangat karena mayoritas orang Papua hidup di dataran tinggi yang dingin.

Rumah adat yang sekilas mirip jamur ini memiliki 3 tipe, yakni honai untuk laki-laki, ebei untuk wanita dan wamai sebagai kandang babi. Rumah honai hanya boleh dimasuki oleh laki-laki dan terlarang untuk dimasuki perempuan


Rumah adat Indonesia dengan segala bentuknya mempunyai nilai historis tersendiri. Ada maksud yang tersemat dibalik perancangan rumah-rumah tradisional. Utamanya perihal kenyamanan, keamanan, kerukunan dan persaudaraan.

Di beberapa wilayah terutama pelosok, sebahagian rumah tradisional masih eksis dan terawat. Akan tetapi di lingkungan perkotaan sudah barang tentu ini langka ditemui. Rumah tradisional dianggap kuno, kurang efisien atau ketinggalan jaman.

Memiliki keberagaman, termasuk rumah adat, adalah anugerah yang wajib disyukuri. Oleh karenanya, sudah selayaknya semua pihak menunjukkan perannya dalam melestarikan rumah Rumah Adat Tradisional Indonesia agar keberadaannya tak hilang musnah dan tetap terjaga sepanjang zaman, #WASSALAM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *